Buruk bagi Jantung, Buruk Pula bagi Otak
shutterstock
TERKAIT:
KOMPAS.com - Otak
dan jantung, kedua organ vital ini ternyata memiliki hubungan yang
sangat erat. Penelitian para ahli di Belanda mengungkapkan, faktor
risiko penyakit jantung juga dapat memicu penurunan fungsi otak, baik
pada orang dewasa muda maupun usia yang lebih tua.
Dalam studi terbaru, para ahli di Belanda melibatkan 3.800 relawan berusia 35 hingga 82 tahun. Para peserta diketahui memiliki faktor risiko penyakit jantung seperti merokok, diabetes, kadar kolesterol "jahat" yang tinggi. Mereka melakukan tes memori dan kemampuan kognitif lain seperti membuat rencana, menyatakan alasan, dan berganti tugas.
Hasilnya, peserta yang memiliki faktor risiko penyakit jantung tertinggi memiliki hasil tes yang lebih buruk dibandingkan mereka yang memiliki faktor risiko lebih rendah.
Studi yang dipublikasi jurnal Stroke ini menemukan, dua faktor risiko penyakit jantung, merokok dan diabetes, merupakan faktor khusus yang paling berkaitan dengan penurunan fungsi otak.
Ketua studi dr. Hanneke Joosten, ahli saraf di University Medical Center di Groningen Belanda mengatakan, orang dewasa muda mungkin berpikir efek merokok dan kelebihan berat badan akan menimbulkan dampak buruk berselang beberapa tahun kemudian, namun nyatanya tidak demikian.
"Semua orang tahu efek negatif dari faktor risiko penyakit jantung seperti serangan jantung, stroke, penurunan fungsi ginjal, namun mereka tidak sadar itu juga mempengaruhi kesehatan kognitif. Apa yang buruk untuk jantung, buruk pula untuk otak," papar Joosten.
Hubungan ini, lanjut Joosten, perlu disadari oleh dokter, yaitu faktor risiko penyakit jantung berkaitan dengan penurunan fungsi otak. Masyarakat luas pun perlu menyadari dan menghindari faktor risiko penyakit jantung.
"Program berhenti merokok bukan hanya untuk mencegah, stroke, dan penyakit kardiovaskular, tapi juga kerusakan kemampuan kognitif," imbuhnya.
Dalam studi terbaru, para ahli di Belanda melibatkan 3.800 relawan berusia 35 hingga 82 tahun. Para peserta diketahui memiliki faktor risiko penyakit jantung seperti merokok, diabetes, kadar kolesterol "jahat" yang tinggi. Mereka melakukan tes memori dan kemampuan kognitif lain seperti membuat rencana, menyatakan alasan, dan berganti tugas.
Hasilnya, peserta yang memiliki faktor risiko penyakit jantung tertinggi memiliki hasil tes yang lebih buruk dibandingkan mereka yang memiliki faktor risiko lebih rendah.
Studi yang dipublikasi jurnal Stroke ini menemukan, dua faktor risiko penyakit jantung, merokok dan diabetes, merupakan faktor khusus yang paling berkaitan dengan penurunan fungsi otak.
Ketua studi dr. Hanneke Joosten, ahli saraf di University Medical Center di Groningen Belanda mengatakan, orang dewasa muda mungkin berpikir efek merokok dan kelebihan berat badan akan menimbulkan dampak buruk berselang beberapa tahun kemudian, namun nyatanya tidak demikian.
"Semua orang tahu efek negatif dari faktor risiko penyakit jantung seperti serangan jantung, stroke, penurunan fungsi ginjal, namun mereka tidak sadar itu juga mempengaruhi kesehatan kognitif. Apa yang buruk untuk jantung, buruk pula untuk otak," papar Joosten.
Hubungan ini, lanjut Joosten, perlu disadari oleh dokter, yaitu faktor risiko penyakit jantung berkaitan dengan penurunan fungsi otak. Masyarakat luas pun perlu menyadari dan menghindari faktor risiko penyakit jantung.
"Program berhenti merokok bukan hanya untuk mencegah, stroke, dan penyakit kardiovaskular, tapi juga kerusakan kemampuan kognitif," imbuhnya.
Sumber :
Healthday News
Editor :
Asep Candra
Tidak ada komentar:
Posting Komentar